Minggu, 27 April 2014

Sepakat Bersama Menjaga Bali: ”Temu Wirasa” Baladika Bali dengan Pemuda Bali Bersatu



Menyatukan persepsi untuk bersama-sama menjaga Bali, para petinggi organisasi massa (ormas) Baladika Bali Temu Wirasa Buda Kliwon Pagerwesi dengan Pemuda Bali Bersatu (PBB), di Rumah Makan Bambu Segara, Peguyangan, Denpasar Utara, Rabu (16/1) kemarin. Dalam pertemuan kedua ormas besar di Bali tersebut dari Baladika dihadiri Penasihat Gung Alit, S.H., Dewa Putu Ngurah, S.E., Ketua Umum DPD Baladika Bali, Bagus Alit Sucipta, S.H., Ketua I Jero Gede Suastika, Sekjen Agus Ketut Sukerta, S.H., Komang Merta Jiwa (Litbang), Gus Edi (Ketua Satgas), Komang Konci (Wakil Ketua Satgas), Mangku Kuncir (Korlap Besar) dan Humas I Wayan Suarma.
Sementara dari Pemuda Bali Bersatu hadir Ketua Umum I Komang Gede Juliantara, Ketua Harian Made Muliawan Arya, S.E., Wakil Ketua Putu Mahardika, S.Pt., Sekretaris Umum AA Winaya, S.E., Wakil Sekretaris Gusti Ketut Wardana, S.E., Bendahara Komang Bagus Bayuadi, Wakil Bendahara Ketut Sada, dan Koordinator Umum Dewa Otong Muliawan dan IB Dhira Suamba.
Sekjen DPD Baladika Bali, Agus Ketut Sukarta, di sela-sela temu wirasa, mengatakan, temu wirasa kedua ormas besar yang dilakukan ini tepat pada Buda Kliwon Pagerwesi memiliki momentum yang sangat luar biasa. Karena pertemuan ini merupakan pertama kali yang dilakukan sejak berdirinya kedua ormas. Sebab, kedua ormas ini AD/ART-nya sama, sehingga apa yang dilakukan selama ini sejalan dan tidak ada perbedaan. “Kami menyatukan visi dengan PBB bukan berarti melawan ormas lainnya dan ingin bersama-sama menjaga dan mengajegkan Bali agar tetap aman,’’ kata Sukarta.
Sukarta mengaku, pertemuan yang dilakukan ini sangat luar biasa, karena kedua pentolan ormas besar di Bali bisa duduk bersama dan menyamakan persepsi guna menangkal hal-hal yang tidak diinginkan. Pada dasarnya Baladika dengan PBB memilik tujuan yang sama untuk bersama-sama menjaga Bali. “Kita sebagai masyarakat biasa yang tergabung dalam ormas, khususnya Baladika dan PBB dengan satu tujuan ikut membantu pemerintah untuk menjaga Bali ke depan agar tetap aman,’’ ujar Sukarta.
Sukarta menambahkan, dengan samanya tujuan harus disatupadukan pemikiran agar apa yang diharapkan bersama dapat diwujudkan dengan baik. Apalagi, kesepakatan ini tujuannya untuk menjaga Bali tetap aman dan damai, bukan dipakai melakukan penyerangan ke ormas lainnya. “Kalau ada ormas lain ingin bergabung dengan kita silakan,’’ pinta Sukarta.
Hasil pertemuan ini, lanjut Sukarta, akan dijabarkan ke bawah oleh tokoh-tokoh Baladika maupun PBB agar apa yang menjadi kesepakatan bersama ini diterapkan sampai ke akar rumput. Apabila terjadi beda persepsi (bentrok) secara spontan di lapangan, baik oknum Baladika maupun PBB tidak akan dibela. Namun, diserahkan proses hukumnya kepada pihak berwajib. “Jika ada anggota ormas Baladika maupun PBB melanggar norma-norma yang ada dalam AD/ART akan dikeluarkan alias dipecat. Kalau ada korban kita akan jenguk bersama-sama,’’ tandasnya.
Sementara Ketua Harian Pemuda Bali Bersatu (PBB), I Made Muliawan Arya, S.E., mengungkapkan, tujuan dari pertemuan tokoh ormas PBB dan Baladika ini untuk bersama-sama menjaga Bali agar Pulau Dewata ini tetap aman dan tentram, seperti dahulu kala. “Kita sebagai orang Bali harus hidup berdampingan, saling asah, asih, asuh, sagilik saguluk sabayantaka. Itu yang kita pakai pedoman sekarang agar tidak saling bermusuhan,” kata Muliawan Arya, yang akrab dipanggil De Gajah.
Muliawan Arya mengaku, pertemuan pentolan PBB dan Baladika ini atas anugrah Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena dari dulu merancang pertemuan seperti ini, baru sekarang bisa terlaksana. Apalagi pertemuan ini tepat pada Buda Kliwon Pagerwesi untuk bersatu menjaga Bali, bukan untul hal-hal yang negatif. “Kita berbeda bendara, tapi tujuannya sama untuk bersama menjaga keamanan Bali,’’ tuturnya.
Ketika ditanya kalau ada anggota PBB melanggar AD/ART, Muliawan Arya, menyatakan, pihaknya akan tidak segan-segan memberikan sanksi supaya nama organisasi tidak tercoreng. Apalagi ada yang melakukan tindakan di luar batas kewajaran, itu bukan atas nama organisasi, melainkan pribadi. “Kalau ada anggota melanggar norma-norma yang ada, maka prosesnya akan diserahkan ke penegak hukum,’’ paparnya. ( Pakyan )